1 tab/24 jam, sebaiknya pd pagi hr.
Sebaiknya diberikan bersama makanan : Telan utuh bersama air, jangan dikunyah.
Hipersensitivitas thd indapamid atau sulfonamid. Hipokalemia. Cerebrovascular accident (stroke) yg blm lama tjd. Gagal ginjal berat. Ensefaloppati hepatik atau ggn fungsi hati berat.
Hentikan pengobatan jika terjadi ensefalopati hepatik, fotosensitivitas. Tdk boleh diberikan pd pasien dg kelainan herediter seperti intoleransi galaktosa, defisiensi laktase total, atau malabsorpsi glukosa-galaktosa. Ukur kadar Na & K sebelum & selama pengobatan. Hiponatremia disertai hipovolemia mungkin menyebabkan dehidrasi dan hipotensi ortostatik. Hilangnya ion klorida secara bersamaan dpt menyebabkan alkalosis metabolik kompensasi sekunder. Risiko tinggi hipokalemia pada pasien lanjut usia, malnutrisi &/atau menjalani polimedikasi, pasien sirosis dengan edema & asites. Pasien dengan penyakit jantung kongenital, gagal jantung, dan interval QT panjang. Pengukuran plasma pertama K 1 minggu setelah memulai pengobatan & diperlukan pemantauan yg lebih sering. Dpt menyebabkan ggn otot & rhabdomyolysis. Mungkin mendukung permulaan Torsades de pointes, yg dpt berakibat fatal. Terkait dg hipomagnesemia dpt menjadi refrakter terhadap pengobatan kecuali jika Mg serum dikoreksi. Hentikan pengobatan sebelum menyelidiki fungsi paratiroid. Pantau glukosa darah pd pasien diabetes jika terjadi hipokalemia.Meningkatnya kecenderungan serangan gout. Insufisiensi ginjal yg sudah ada sebelumnya mungkin memburuk pd awal pengobatan karena penurunan filtrasi glomerulus. Dpt menyebabkan tes doping positif pd atlet. Hentikan penggunaan obat sesegera mungkin jika terjadi efusi koroid, miopia akut, dan glaukoma sudut tertutup sekunder. Perawatan medis atau bedah segera mungkin perlu dipertimbangkan jika TIO tetap tdk terkontrol. Tdk disarankan pd anak & remaja. Kreatinin plasma pd lansia hrs disesuaikan dg usia, berat badan, & jenis kelamin.
Reaksi hipersensitivitas, ruam makulopapular. Muntah, purpura, hiponatremia, disfungsi ereksi. Vertigo, kelelahan, sakit kepala, paresthesia, mual, konstipasi, mulut kering, hipokloremia, hipomagnesemia. Trombositopenia, leukopenia, agranulositosis, anemia aplastik, anemia hemolitik, aritmia, hipotensi, pankreatitis, gagal ginjal, fungsi hati abnormal, edema angioneurotik &/atau urtikaria, nekrolisis epidermal toksik, sindrom Stevens-Johnson, hiperkalsemia. Sinkop, miopia, penglihatan kabur, ggn penglihatan, glaukoma sudut tertutup akut, efusi koroid, rabdomiolisis, kejang otot, kelemahan otot, mialgia, Torsades de pointes (berpotensi fatal), ensefalopati hepatik, hepatitis, kemungkinan memburuknya penyakit akut diseminata yg sdh ada sebelumnya dari lupus eritematosus, fotosensitivitas, interval QT memanjang pd hsl EKG, peningkatan glukosa darah & asam urat, peningkatan kadar enzim hati.
Tdk disarankan: Litium. Peringatan penggunaan: Obat yg menginduksi Torsades de pointes, OAINS (jalur sistemik) termasuk penghambat selektif COX-2 & asam salisilat dosis tinggi (≥3 g/hr) pd pasien dehidrasi, ACE inhibitor, obat lain yg menyebabkan hipokalemia, baklofen, digitalis. Perhatian khusus: Alopurinol. Yang perlu diperhatikan : Diuretik hemat K, metformin, media kontras iodinasi, antidepresan yg menyerupai imipramin, neuroleptik, Ca (garam), siklosporin, takrolimus, kortikosteroid, tetrakosaktide (jalur sistemik).
C03BA11 - indapamide ; Belongs to the class of low-ceiling sulfonamide diuretics.
Natrilix SR Tab lepas lambat 1.5 mg
30's (Rp396,829/pak)